Senin, 14 Desember 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Taka ada keraguan tentang aku yang menyayangi serta mencintaimu, rindu jadi bukti yang otentik bagi hatiku sendiri, namun semua seakan tak berarti karna hanya diriku sendiri yang meyakini semua itu. Hubungan ini memang tanpa status, rumit, bahkan hampir tak jelas, ditambah lagi komunikasi kita yang semakin hari sungguh semakin jauh, jujur saja semakin hari aku merasa semakin risi untuk menghubungimu, banyak faktor yang membuat hatiku gundah saat berniat menghubungimu, entah kau menyadarinya atau tidak, namun yang jelas aku kini menderita menahan rindu pada seseorang yang amat berarti bagiku dan kini ia semakin menjauh dariku.

            Untuk tau kabarmu pun kini aku tak mampu, apalagi menatap dan menyentuh wajahmu dengan kedua telapak tanganku, rasanya semakin mustahil. Sering ku coba mengajakmu untuk bertemu, namun seakan kau ingin menjauh dariku, aku sendiri tak mengerti itu kata pisah yang halus atau memang kau sedang ingin sendiri. Tau kah engkau bahwa kini ku mengkhawatirkanmu, kau yang selalu berlaga sehat itu ku tau sebenarnya sungguh lemah.

            Sehatlah engkau disana, karna hanya doa yang bisa kuberi sebagai tanda cintaku yang tak berbukti padamu, bahagialah engkau disampingnya, karna sungguh bukan ku tak mau ada disampingmu, namun tangan Tuhan belum sampai kesana, tahan airmatamu yang selalu keluar itu, sejujurnya aku tak pernah suka kau menangis. Menyayangimu ternyata lebih sukar dari yang ku kira, merindumu ternyata lebih dalam dari yang kusangka, namun kupercaya masih ada keajaiban kedua untuk cintaku, hidupku akan indah berdampingan dengan cinta yang sesungguhnya ku ingini, meski aku sendiri tak pernah tau kapan masa itu kan kujelang.

            Ku tahu sedikit percayamu pada semua kata-kata cintaku, tapi itu semua tidaklah penting, karna aku mencintaimu dengan atau tanpa balasan darimu, namun ketika kau mengerti bahasa hatiku nanti, kuyakin kau kan menjadi miliku seutuhnya, tanpa keraguan, tanpa rintangan, dan tanpa dinding pemisah.

            Bila kini kau ingin menjaga jarak dariku, maka aku akan terima, karna memang seharusnya seperti itulah kita, biar kucoba habiskan detik-detik waktuku bersama rindu, kau tau? Ketika hujan turun aku selalu mengingatmu, dan airmata selalu terurai tak terasa ikut memberi rasa pada titik air hujan yang tanpa rasa, entah seberapa dalam rinduku, namun dalam Laut Banda kukira itu tak seberapa.

            Cinta, baiklah engkau disana, aku tak mampu mengawasimu, apalagi menjagamu, ingat, hanya dirimu sendiri yang saat ini dapat menjaga dirimu dengan baik, maka kutitipkan raga wanita yang paling kucintai di dunia ini pada dirimu, kuharap kau dapat menjaga kepercayaanku padamu, jagalah dia dengan baik, jagalah dia untuk ku, aku akan segera ada dihadapanmu jika kau menginginkannya, meski dengan segala kurangku, tapi aku berjanji untuk itu.

            Kasih, sampai saat ini ku belum mampu membuktikan cintaku, tapi ku harap tetap ada sedikit ruang dihatimu untuk namaku, kau pun mengerti aku tak memiliki banyak daya untuk cinta ini, tapi selama ku bernyawa ku kan coba untuk buktikan semua itu, meski harus penuh kesabaran dan penderitaan. Aku akan tetap mencintaimu apapun yang terjadi, lakukanlah apa yang kau kehendaki, aku akan berada dibelakangmu, mencoba mengerti semua inginmu.
 
;