DEAR
KAMU…
Hai kasih, apa kabarmu saat ini?
Mungkinkah kau tengah mengingatku yang malam ini tengah merindumu. Apa yang sedang
kau lakukan bersamanya? Adakah khayalmu tentangku saat kau tertawa bersamanya?
Semua yang kulakukan, setiap detik waktu yang kulewati selalu saja ada bayang
tentangmu yang temani, meski kini aku dan kau telah menjadi milik orang lain
dan mustahil untuk kembali bersua. Terkadang ingin aku berontak di malam yang
sunyi, biar semua berubah gaduh, biar semua orang tahu apa isi hatiku, apa yang
sebenarnya aku ingini.
Malam kelu, angin berhenti
berhembus, rembulan menutup diri, bersembunyi dibalik awan yang hitam tatkala
lirih terdengar mesra dari hatiku, teriring airmata yang mengeruh buramkan
malam. Sesak dadaku menahan luapan rasa, dan entah kapan rasa ini akan segera
pergi, aku selalu tersiksa kala sunyi menyapa, banyangmu, harapku, serta semua
asa itu selalu menarik ku hanyut dalam mimpi yang berubah menjadi buih
kesedihan. Sanggupkah aku melupakanmu? sanggupkah aku mencintainya? Dan
sanggupkan aku kubur dalam-dalam cinta ini? Aku ingin percaya pada keajaiban
yang menjadi buah bibir semua orang, bila memang keajaiban itu ada, bisakah ia
membuatku kembali bersamamu?
Tuhan, ku tahu Kau tak tuli, Kau pun
tak buta, engkau mengerti apa yang tengah kurasa, bukan kah Engkau yang
ciptakan semua ini? Kau ciptakan hati, Kau ciptakan cinta, lalu Kau pun
ciptakan aku dan dia, Engkau tau dengan pasti akan betapa perihnya hatiku,
hingga tak ku tahu kapan rasa perih ini akan pergi. Setelah Kau beri aku segala
rasa nyeri dari cinta yang Kau cipta, apa Kau pun ciptakan sedikit bahagia
untuku? Kau ciptakan miliaran manusia, dan aku hanya menginginkan satu saja,
tak sanggup kah Kau kabulkan pintaku? Dia yang ku mau bahkan telah Kau jodohkan
dengan orang lain, dan mataku melahap
langsung pemandangan yang mengerikan itu,
mataku takan pernah bisa lupa, selamanya takan pernah bisa!
Kasih, ku ingin kau ada untuk ku,
tak bisa kah meski hanya suaramu yang menyapaku? Sungguh aku tak bisa
menggantikan posisimu dihatiku, ia yang kini ada disampingku hanya seperti
teman untukku, aku sungguh menyadari betapa munafiknya aku yang dulu tak
utarakan apa yang hatiku ingin ucapkan padamu, padahal mungkin saja jalannya
akan menjadi berbeda bila dulu ku ungkap semua rasaku padamu. Tapi apa mau
dikata, semua terlanjur tercipta, waktu tak pernah sudi untuk berhenti, apalagi
berputar kembali, aku dan kau memang ditakdirkan untuk menjadi seperti ini,
menjalani hidup di dunia yang berbeda meski aku memiliki cinta yang luar biasa.
Rasanya aku telah sampai di dasar
keterpurukanku, aku tak sanggup lagi bersembunyi, aku harus menemuimu tuk
ceritakan semua rasa cinta yang kumiliki terhadapmu. Tapi kemana langkahku
harus pergi? Tak ada yang akan membantu ku untuk menemukanmu, karna semua orang
tahu itu hal yang amat tak mungkin kini, sejujurnya aku pun sadar diri, akupun
mengerti dengan semua yang terjadi, namun takan pernah ada yang mengerti
seperti apa rasanya menjadi diriku yang memiliki cinta tanpa cerita, sungguh
terasa amat sukar untuk dapat memilih logika atau kata hati yang tetap memegang
teguh rasa cinta.
Tanpa pedulikan apa yang akan
terjadi nanti, aku akan mulai mencari engkau sang pemilik hatiku yang
sesungguhnya , kau yang dulu pergi begitu saja dan hanya tinggalkan luka. Ku tahu
Tuhan maha mengerti dan maha mengampuni, ku yakin ini takan menjadi dosa, dan
bilapun ini akan menjadi dosa, mungkin ini akan menjadi dosa yang paling indah
yang pernah aku lakukan.
Tak begitu sukar aku untuk menemukan
sedikit informasi tentangmu, mungkin Tuhan memang berada di pihak ku kali ini. Tapi
sepertinya kau merasa amat bahagia dengan hidupmu yang baru, mungkin dia lebih
mampu untuk membahagiakanmu, tak seperti aku yang belum pernah bisa membuatmu
tertawa bahagia. Nyali ku menciut tatkala tahu sebegitu indah hidupmu kini, aku
bahkan ragu kau masih ingat padaku, menatap fotomu yang baru kutemukan di
sebuah jejaring sosial, membuat jantungku berdetak lebih kencang, rasanya ingin
kubercerita pada fotomu tentang apa saja yang telah ku alami selama kau tak
disini. Binar matamu begitu indah kulihat dalam foto itu, dihiasi senyum bibir
manismu yang amat ganas mencabik-cabik hatiku, semakin membuatku merindukanmu.
Hasrat tuk bertemu semakin tak terbendung, aku bahkan telah merasakan bahwa
hasrat itu akan segera meledak, entah kapan itu akan terjadi, namun yang pasti
ku berharap ketika hasrat itu benar-benar meledak, kau dan senyum indahmu itu
berada tepat didepan mataku.
0 komentar:
Posting Komentar