Rabu, 02 September 2015

DEAR KAMU...,



DEAR KAMU…

            Hai kasih, apa kabarmu saat ini? Mungkinkah kau tengah mengingatku yang malam ini tengah merindumu. Apa yang sedang kau lakukan bersamanya? Adakah khayalmu tentangku saat kau tertawa bersamanya? Semua yang kulakukan, setiap detik waktu yang kulewati selalu saja ada bayang tentangmu yang temani, meski kini aku dan kau telah menjadi milik orang lain dan mustahil untuk kembali bersua. Terkadang ingin aku berontak di malam yang sunyi, biar semua berubah gaduh, biar semua orang tahu apa isi hatiku, apa yang sebenarnya aku ingini.

            Malam kelu, angin berhenti berhembus, rembulan menutup diri, bersembunyi dibalik awan yang hitam tatkala lirih terdengar mesra dari hatiku, teriring airmata yang mengeruh buramkan malam. Sesak dadaku menahan luapan rasa, dan entah kapan rasa ini akan segera pergi, aku selalu tersiksa kala sunyi menyapa, banyangmu, harapku, serta semua asa itu selalu menarik ku hanyut dalam mimpi yang berubah menjadi buih kesedihan. Sanggupkah aku melupakanmu? sanggupkah aku mencintainya? Dan sanggupkan aku kubur dalam-dalam cinta ini? Aku ingin percaya pada keajaiban yang menjadi buah bibir semua orang, bila memang keajaiban itu ada, bisakah ia membuatku kembali bersamamu?

            Tuhan, ku tahu Kau tak tuli, Kau pun tak buta, engkau mengerti apa yang tengah kurasa, bukan kah Engkau yang ciptakan semua ini? Kau ciptakan hati, Kau ciptakan cinta, lalu Kau pun ciptakan aku dan dia, Engkau tau dengan pasti akan betapa perihnya hatiku, hingga tak ku tahu kapan rasa perih ini akan pergi. Setelah Kau beri aku segala rasa nyeri dari cinta yang Kau cipta, apa Kau pun ciptakan sedikit bahagia untuku? Kau ciptakan miliaran manusia, dan aku hanya menginginkan satu saja, tak sanggup kah Kau kabulkan pintaku? Dia yang ku mau bahkan telah Kau jodohkan dengan orang lain, dan mataku  melahap langsung pemandangan yang mengerikan itu,  mataku takan pernah bisa lupa, selamanya takan pernah bisa!

            Kasih, ku ingin kau ada untuk ku, tak bisa kah meski hanya suaramu yang menyapaku? Sungguh aku tak bisa menggantikan posisimu dihatiku, ia yang kini ada disampingku hanya seperti teman untukku, aku sungguh menyadari betapa munafiknya aku yang dulu tak utarakan apa yang hatiku ingin ucapkan padamu, padahal mungkin saja jalannya akan menjadi berbeda bila dulu ku ungkap semua rasaku padamu. Tapi apa mau dikata, semua terlanjur tercipta, waktu tak pernah sudi untuk berhenti, apalagi berputar kembali, aku dan kau memang ditakdirkan untuk menjadi seperti ini, menjalani hidup di dunia yang berbeda meski aku memiliki cinta yang luar biasa.

            Rasanya aku telah sampai di dasar keterpurukanku, aku tak sanggup lagi bersembunyi, aku harus menemuimu tuk ceritakan semua rasa cinta yang kumiliki terhadapmu. Tapi kemana langkahku harus pergi? Tak ada yang akan membantu ku untuk menemukanmu, karna semua orang tahu itu hal yang amat tak mungkin kini, sejujurnya aku pun sadar diri, akupun mengerti dengan semua yang terjadi, namun takan pernah ada yang mengerti seperti apa rasanya menjadi diriku yang memiliki cinta tanpa cerita, sungguh terasa amat sukar untuk dapat memilih logika atau kata hati yang tetap memegang teguh rasa cinta.

            Tanpa pedulikan apa yang akan terjadi nanti, aku akan mulai mencari engkau sang pemilik hatiku yang sesungguhnya , kau yang dulu pergi begitu saja dan hanya tinggalkan luka. Ku tahu Tuhan maha mengerti dan maha mengampuni, ku yakin ini takan menjadi dosa, dan bilapun ini akan menjadi dosa, mungkin ini akan menjadi dosa yang paling indah yang pernah aku lakukan.

            Tak begitu sukar aku untuk menemukan sedikit informasi tentangmu, mungkin Tuhan memang berada di pihak ku kali ini. Tapi sepertinya kau merasa amat bahagia dengan hidupmu yang baru, mungkin dia lebih mampu untuk membahagiakanmu, tak seperti aku yang belum pernah bisa membuatmu tertawa bahagia. Nyali ku menciut tatkala tahu sebegitu indah hidupmu kini, aku bahkan ragu kau masih ingat padaku, menatap fotomu yang baru kutemukan di sebuah jejaring sosial, membuat jantungku berdetak lebih kencang, rasanya ingin kubercerita pada fotomu tentang apa saja yang telah ku alami selama kau tak disini. Binar matamu begitu indah kulihat dalam foto itu, dihiasi senyum bibir manismu yang amat ganas mencabik-cabik hatiku, semakin membuatku merindukanmu. Hasrat tuk bertemu semakin tak terbendung, aku bahkan telah merasakan bahwa hasrat itu akan segera meledak, entah kapan itu akan terjadi, namun yang pasti ku berharap ketika hasrat itu benar-benar meledak, kau dan senyum indahmu itu berada tepat didepan mataku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;