DEAR
KAMU…
Rembulan yang nampak terang kembali
meredup sembunyikan sinarnya, awan hitam perlahan hapus kerlip titik bintang diatas
sana, suka yang kurasa ternyata tak bertahan lama, bahagia yang baru saja tiba
tlah dijemput paksa oleh sang penguasa, aku terdiam terpaku tanpa daya menatap
kebahagiaanku yang perlahan pergi bersama pekatnya malam yang sunyi. Pujaan hati
yang kemarin membuatku berseri kini akan kembali pergi, tinggalkanku dengan
segenap mimpi dan ambisi tak bertepi.
Sejujurnya ku ingin memegang erat
tanganmu dan berkata, tanpamu aku takan sanggup berdiri diatas bumi, tetaplah
bersamaku agar aku bisa lanjutkan hidupku dengan sedikit semangat dan cinta. Apa
yang kau utarakan memanglah benar, semua yang kita lakukan kemarin memang kesalahan
yang teramat fatal, bahkan aku yang dengan arogannya menyeretmu turut masuk
kedalam goa gelap yang dipenuhi dosa. Memang tak seperti itu seharusnya cinta,
tapi kuharap kau pun mengerti bukan keadaan seperti ini yang seharusnya aku
jalani pula, aku memiliki sebuah cinta terhadapmu namun keaadaan tetap tak
memberikan dirimu padaku, maka manusiawi menurut hati ini bila ku abaikan semua
aturan dan tata cara mengimplementasikan cinta, karna cinta yang ku punya,
cinta yang kujalani tak seperti cinta pada umumnya.
Aku takan memaksamu tuk tetap
disini, pergilah kemana hatimu berkehendak, karna sesuatu yang dipaksa kelak
akan pergi secara tergesa-gesa. Hiduplah bersamanya, mungkin kau pun akan lebih
bahagia bila setia padanya, jangan terus kau paksakan hatimu untuk dapat kau
berikan padaku, karna sesungguhnya yang aku mau bukanlah hatimu, tapi
kebagagiaanmu, meski memang sedikit terselip hasrat untuk kebahagiaanku pula. Ucapmu
tadi pagi cukup menjadi sarapan yang pedas bagiku, keputusanmu bak air
pegunungan dingin yang kau siramkan dengan kasar tepat ke mukaku yang tengah
berseri tertawa terbahak bahagia, kau ingin menjauh dariku, mungkin karna kini
kau tlah sadar bahwa aku hanyalah seseorang yang mendekatkanmu pada dosa dan
neraka, mencintaiku akan menjadikanmu durhaka, lupa akan semua hakekat yang
seharusnya kau pegang erat.
Jujur saja aku terluka, karna
sesungguhnya semua ini kulakukan hanya untukmu dan hanya padamu, aku rela
menjadi seorang pendosa demi cinta yang mungkin kini kau sebut kadaluarsa. Tapi
seharusnya kau bangga pernah mengenalku bahkan menjadi seseorang yang amat aku
cintai, karna aku adalah seseorang yang masih bisa menjalankan cinta tanpa
rekayasa, semua orang pernah rasakan cinta, tapi mungkin hanya aku yang
menjalaninya tanpa rekayasa dan manipulasi kata. Aku mencintaimu dan tetap
bersikap mencintaimu meski keadaan nya tak memungkinkan untuk lakukan itu
semua, aku tetap mencintaimu meski kau tlah bersamanya, meski harus berlumur
dosa yang begitu hina dimata dunia
Entah akan seperti apa kisah ini
kedepannya, namun aku rasa aku benar-benar takan sanggup bila harus terus jauh
darimu, mungkin akan terasa nyeri cerita ini, namun apa yang kau mau adalah
keharusan bagi diriku, selama itu membuatmu nyaman, aman dan bahagia aku pasti
akan menerimanya, tak peduli apa yang kelak akan kurasa, tapi yang pasti aku
hanya ingin membuatmu bahagia dan tak ingin kau turut menjadi seorang pendosa bertopeng
cinta.
Hanya beberapa hal kutitipkan pada
dirimu, jadilah engkau seseorang yang bahagia, lupakanlah segala tentangku yang
membuatmu sendu, buang jauh-jauh kebiasaan burukmu, kau telah dewasa, memahami
betul makna dari hidup yang lebih berharga ketimbang cinta, jangan pernah lukai
ragamu hanya karena rintihan jiwamu yang tengah gundah, karna bila terjadi
sesuatu padamu, itu hanya akan membuat kita lebih jauh, sementara aku tetap
takan bisa berbuat apa-apa.
Selamat jalan kasih, kukira dulu aku
akan kehilanganmu, namun hari ini lah aku baru akan benar-benar kehilanganmu,
kukira dulu aku akan memulai sebuah penantian, nyatanya hari inilah penantian
yang sesungguhnya baru akan dimulai. Ketahuilah bahwa tak ada cinta yang
sia-sia, dan semua yang pernah tercipta diantara kita itu adalah nyata adanya,
tak pernah ada dusta dari cinta yang tercipta, aku sungguh mencintaimu, amat
sangat mencintaimu, hingga karna cintaku yang terlalu besar untukmu, aku
menjadi buta ingin memilikimu seutuhnya, tanpa pedulikan kenyataan bahkan
Tuhan. Maaf atas semua yang telah terjadi, ku kan rela kau pergi, namun
ketahuilah cintaku takan pernah berkurang hingga ku mati.

0 komentar:
Posting Komentar