Kamis, 10 September 2015

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Rembulan yang nampak terang kembali meredup sembunyikan sinarnya, awan hitam perlahan hapus kerlip titik bintang diatas sana, suka yang kurasa ternyata tak bertahan lama, bahagia yang baru saja tiba tlah dijemput paksa oleh sang penguasa, aku terdiam terpaku tanpa daya menatap kebahagiaanku yang perlahan pergi bersama pekatnya malam yang sunyi. Pujaan hati yang kemarin membuatku berseri kini akan kembali pergi, tinggalkanku dengan segenap mimpi dan ambisi tak bertepi.

            Sejujurnya ku ingin memegang erat tanganmu dan berkata, tanpamu aku takan sanggup berdiri diatas bumi, tetaplah bersamaku agar aku bisa lanjutkan hidupku dengan sedikit semangat dan cinta. Apa yang kau utarakan memanglah benar, semua yang kita lakukan kemarin memang kesalahan yang teramat fatal, bahkan aku yang dengan arogannya menyeretmu turut masuk kedalam goa gelap yang dipenuhi dosa. Memang tak seperti itu seharusnya cinta, tapi kuharap kau pun mengerti bukan keadaan seperti ini yang seharusnya aku jalani pula, aku memiliki sebuah cinta terhadapmu namun keaadaan tetap tak memberikan dirimu padaku, maka manusiawi menurut hati ini bila ku abaikan semua aturan dan tata cara mengimplementasikan cinta, karna cinta yang ku punya, cinta yang kujalani tak seperti cinta pada umumnya.

            Aku takan memaksamu tuk tetap disini, pergilah kemana hatimu berkehendak, karna sesuatu yang dipaksa kelak akan pergi secara tergesa-gesa. Hiduplah bersamanya, mungkin kau pun akan lebih bahagia bila setia padanya, jangan terus kau paksakan hatimu untuk dapat kau berikan padaku, karna sesungguhnya yang aku mau bukanlah hatimu, tapi kebagagiaanmu, meski memang sedikit terselip hasrat untuk kebahagiaanku pula. Ucapmu tadi pagi cukup menjadi sarapan yang pedas bagiku, keputusanmu bak air pegunungan dingin yang kau siramkan dengan kasar tepat ke mukaku yang tengah berseri tertawa terbahak bahagia, kau ingin menjauh dariku, mungkin karna kini kau tlah sadar bahwa aku hanyalah seseorang yang mendekatkanmu pada dosa dan neraka, mencintaiku akan menjadikanmu durhaka, lupa akan semua hakekat yang seharusnya kau pegang erat.

            Jujur saja aku terluka, karna sesungguhnya semua ini kulakukan hanya untukmu dan hanya padamu, aku rela menjadi seorang pendosa demi cinta yang mungkin kini kau sebut kadaluarsa. Tapi seharusnya kau bangga pernah mengenalku bahkan menjadi seseorang yang amat aku cintai, karna aku adalah seseorang yang masih bisa menjalankan cinta tanpa rekayasa, semua orang pernah rasakan cinta, tapi mungkin hanya aku yang menjalaninya tanpa rekayasa dan manipulasi kata. Aku mencintaimu dan tetap bersikap mencintaimu meski keadaan nya tak memungkinkan untuk lakukan itu semua, aku tetap mencintaimu meski kau tlah bersamanya, meski harus berlumur dosa yang begitu hina dimata dunia

            Entah akan seperti apa kisah ini kedepannya, namun aku rasa aku benar-benar takan sanggup bila harus terus jauh darimu, mungkin akan terasa nyeri cerita ini, namun apa yang kau mau adalah keharusan bagi diriku, selama itu membuatmu nyaman, aman dan bahagia aku pasti akan menerimanya, tak peduli apa yang kelak akan kurasa, tapi yang pasti aku hanya ingin membuatmu bahagia dan tak ingin kau turut menjadi seorang pendosa bertopeng cinta.

            Hanya beberapa hal kutitipkan pada dirimu, jadilah engkau seseorang yang bahagia, lupakanlah segala tentangku yang membuatmu sendu, buang jauh-jauh kebiasaan burukmu, kau telah dewasa, memahami betul makna dari hidup yang lebih berharga ketimbang cinta, jangan pernah lukai ragamu hanya karena rintihan jiwamu yang tengah gundah, karna bila terjadi sesuatu padamu, itu hanya akan membuat kita lebih jauh, sementara aku tetap takan bisa berbuat apa-apa.


            Selamat jalan kasih, kukira dulu aku akan kehilanganmu, namun hari ini lah aku baru akan benar-benar kehilanganmu, kukira dulu aku akan memulai sebuah penantian, nyatanya hari inilah penantian yang sesungguhnya baru akan dimulai. Ketahuilah bahwa tak ada cinta yang sia-sia, dan semua yang pernah tercipta diantara kita itu adalah nyata adanya, tak pernah ada dusta dari cinta yang tercipta, aku sungguh mencintaimu, amat sangat mencintaimu, hingga karna cintaku yang terlalu besar untukmu, aku menjadi buta ingin memilikimu seutuhnya, tanpa pedulikan kenyataan bahkan Tuhan. Maaf atas semua yang telah terjadi, ku kan rela kau pergi, namun ketahuilah cintaku takan pernah berkurang hingga ku mati.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;