Selasa, 08 September 2015

DEAR KAMU...,



DEAR KAMU…

            Bagaikan semilir angin yang sejukan jiwa, kehadiranmu kini kurasa, namun tetap saja ragaku tak dapat menyetuhmu. Bahagia memang kurasa, bahkan tak terkira besarnya, setelah kau kembali hadir sembuhkan luka yang dibuat rindu durjana. Suaramu yang dulu amat kurindu kini sering menyapaku kala mentari mulai hangatkan bumi. Karunia Tuhan yang maha Esa, membuatmu dapat menerimaku kembali dengan penuh kehangatan, bahkan tergambar jelas dari suaramu tentang kebahagiaan yang kau rasakan saat kita saling bertegur sapa, ku berharap itu semua adalah cerminan dari perasaanmu padaku, karna sejujurnya aku berharap kau merasakan apa yang selama ini aku rasakan.

            Hari-hari kini mulai berubah, pelangi pun mulai warnai setiap pagi, tak ada lagi kelabu dan haru biru, dunia berubah saat kau kembali hadir, meski ada sesuatu yang dapat membuatmu pergi dariku secara tiba-tiba, namun semua itu takan berarti apa-apa jika ku mampu terus membuatmu nyaman disampingku. Kurasa dia pendampingmu pun telah tahu tentang kita yang kini kembali dekat meski hanya lewat telfon atau pesan singkat, entah dia merasa cemburu atau tidak, namun kurasa dia memang sedikit terganggu dengan kehadiranku ditengah-tengah kalian, apalagi dia tahu bahwa aku menyukaimu sejak dulu.

            Tapi sepertinya kau malah memanfaatkan situasi rumit ini, kurasa kau memang senang membuatnya cemburu, entah kau memang memancing kemarahannya atau hanya mengetes kesabarannya. Kita semakin dekat, tiada hari tanpa kudengar suaramu, ketika sepi menyapa, suaramu akan segera terdengar ditelingaku dan kembali menghangatkan suasana, bahkan tak peduli meski ada dia disampingmu, kau sama sekali tak canggung menemaniku tertawa bersama meski ku tahu apa yang dirasakan pasanganmu.

            Satu ketika kau menanyakan alasanku kembali menghubungimu, sungguh aku tak pernah berpikir kau akan menanyakan hal itu, dengan jujur kumenjawab bahwa yang memaksaku kembali menghubungimu adalah rindu, dan meski sejujurnya aku malu untuk mengungkapkannya, namun entah mengapa mulutku teramat lancang mengakui semua rasaku padamu, ya, aku mengungkapkan semua perasaanku yang terpendam sekian lama, aku tak bermaksud menyakitimu, menakutimu, atau bahkan merebutmu darinya, hanya saja aku tlah tak kuasa menahan semua ini, kau harus tahu agar aku pun mengerti apa yang sebenarnya kau rasakan terhadapku.

            Suara lembutmu mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padamu, kau ceritakan apa yang aku tak tahu, kau buatku mengerti akan posisimu saat ini, dan kau membuatku tahu ada segenggam cintamu untuk ku. Terlambat memang, aku yang bersalah tak ungkapkan semua rasaku lebih dulu, andai ku tahu kau pun miliki rasa yang sama denganku, mungkin pernikahan kau dengannya serta aku dan dia takan terjadi, mungkin jalan cerita cintanya takan seperti ini, dan yang pasti akan lebih banyak bahagia yang tercipta. Namun apa daya semua tlah terjadi, kini hanya tangis yang balut semua penyesalan yang ada, hatiku pesimis pada semua mimpi yang teramat manis, sepertinya apa yang ku mau memang benar-benar takan pernah terjadi, aku takan pernah bisa memilikimu, karna kau takan bisa pergi dari dirinya, begitupun aku yang takan mampu pergi tinggalkan dia.

            Meski tanpa kepastian kini kita mulai menjalani sebuah kisah kecil yang tak pernah ku tahu akan tumbuh menjadi apa, namun kau yang selalu ada disaat ku membutuhkanmu cukup mengisi kekosongan di hati, itu teramat berarti untuk ku. Aku yang amat menyayangimu kini tahu bahwa kau pun menyayangiku, meski belum ku tahu sebesar apa sayang mu padaku. Ini bukan jalinan cinta sepasang kekasih, namun memang seperti itulah apa yang kita lakukan, sepenuhnya aku menyadari bahwa semua ini adalah benar-benar dosa dan kurasa kau pun menyadarinya, namun kita telah sama-sama hanyut terbawa arus cinta yang begitu deras, hingga kita lupa pada pasangan kita masing-masing. Terkadang aku masih bertanya “Apakah ini nyata, atau hanya sebatas mimpi yang berlarut?”
Jika ini mimpi aku takan rela terbangun dari tidurku, karna asal bersamamu, seperti apapun kehidupannya semua akan terasa indah, bahkan meski harus penuh dengan dosa sekalipun.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;