Senin, 14 Desember 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Taka ada keraguan tentang aku yang menyayangi serta mencintaimu, rindu jadi bukti yang otentik bagi hatiku sendiri, namun semua seakan tak berarti karna hanya diriku sendiri yang meyakini semua itu. Hubungan ini memang tanpa status, rumit, bahkan hampir tak jelas, ditambah lagi komunikasi kita yang semakin hari sungguh semakin jauh, jujur saja semakin hari aku merasa semakin risi untuk menghubungimu, banyak faktor yang membuat hatiku gundah saat berniat menghubungimu, entah kau menyadarinya atau tidak, namun yang jelas aku kini menderita menahan rindu pada seseorang yang amat berarti bagiku dan kini ia semakin menjauh dariku.

            Untuk tau kabarmu pun kini aku tak mampu, apalagi menatap dan menyentuh wajahmu dengan kedua telapak tanganku, rasanya semakin mustahil. Sering ku coba mengajakmu untuk bertemu, namun seakan kau ingin menjauh dariku, aku sendiri tak mengerti itu kata pisah yang halus atau memang kau sedang ingin sendiri. Tau kah engkau bahwa kini ku mengkhawatirkanmu, kau yang selalu berlaga sehat itu ku tau sebenarnya sungguh lemah.

            Sehatlah engkau disana, karna hanya doa yang bisa kuberi sebagai tanda cintaku yang tak berbukti padamu, bahagialah engkau disampingnya, karna sungguh bukan ku tak mau ada disampingmu, namun tangan Tuhan belum sampai kesana, tahan airmatamu yang selalu keluar itu, sejujurnya aku tak pernah suka kau menangis. Menyayangimu ternyata lebih sukar dari yang ku kira, merindumu ternyata lebih dalam dari yang kusangka, namun kupercaya masih ada keajaiban kedua untuk cintaku, hidupku akan indah berdampingan dengan cinta yang sesungguhnya ku ingini, meski aku sendiri tak pernah tau kapan masa itu kan kujelang.

            Ku tahu sedikit percayamu pada semua kata-kata cintaku, tapi itu semua tidaklah penting, karna aku mencintaimu dengan atau tanpa balasan darimu, namun ketika kau mengerti bahasa hatiku nanti, kuyakin kau kan menjadi miliku seutuhnya, tanpa keraguan, tanpa rintangan, dan tanpa dinding pemisah.

            Bila kini kau ingin menjaga jarak dariku, maka aku akan terima, karna memang seharusnya seperti itulah kita, biar kucoba habiskan detik-detik waktuku bersama rindu, kau tau? Ketika hujan turun aku selalu mengingatmu, dan airmata selalu terurai tak terasa ikut memberi rasa pada titik air hujan yang tanpa rasa, entah seberapa dalam rinduku, namun dalam Laut Banda kukira itu tak seberapa.

            Cinta, baiklah engkau disana, aku tak mampu mengawasimu, apalagi menjagamu, ingat, hanya dirimu sendiri yang saat ini dapat menjaga dirimu dengan baik, maka kutitipkan raga wanita yang paling kucintai di dunia ini pada dirimu, kuharap kau dapat menjaga kepercayaanku padamu, jagalah dia dengan baik, jagalah dia untuk ku, aku akan segera ada dihadapanmu jika kau menginginkannya, meski dengan segala kurangku, tapi aku berjanji untuk itu.

            Kasih, sampai saat ini ku belum mampu membuktikan cintaku, tapi ku harap tetap ada sedikit ruang dihatimu untuk namaku, kau pun mengerti aku tak memiliki banyak daya untuk cinta ini, tapi selama ku bernyawa ku kan coba untuk buktikan semua itu, meski harus penuh kesabaran dan penderitaan. Aku akan tetap mencintaimu apapun yang terjadi, lakukanlah apa yang kau kehendaki, aku akan berada dibelakangmu, mencoba mengerti semua inginmu.
Rabu, 16 September 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Dalam keheningan, angin yang sejuk menyapa dan menyadarkanku, bahwa bila ku terus bersamamu hanya dosa lah yang semakin hari semakin tak terkira besarnya, kesucian cinta jelas akan terkontaminasi oleh hal-hal negatif yang keluar dari ke egoisan cinta. Keputusanmu untuk menjaga jarak denganku mungkin adalah keputusan yang paling tepat untuk menjaga rasa cinta ini agar tetap suci, namun aku tak yakin bisa bila harus kembali berjauhan dengan suaramu, dengan tawamu dan dengan candamu.

            Dulu aku amat tersiksa jauh darimu dan kini semua itu akan kembali terulang, rasanya sungguh tak adil untuk hatiku, namun status yang kita sandang saat ini memaksa kita untuk kembali berjauhan, dan meski begitu, kuharap kau tak meninggalkanku seutuhnya, kuharap masih ada waktumu untuk ku, meski tak banyak mungkin itu akan menjadi waktu yang amat berarti bagiku.

            Sehari aku tanpamu, tanpa suara dan pesan singkat darimu yang kemarin begitu sering masuk ke ponselku, seakan matahari berhenti bersinar, aku tak mampu mengerti apa yang terjadi, aku bak se ekor anak ayam yang dengan sengaja ditinggalkan induknya. Aku benar-benar tak sanggup hidup dengan situasi seperti ini, aku tlah terbiasa dan nyaman bersamamu, aku sungguh tak bisa hidup tanpamu, dan lebih sialnya lagi, ini barulah sehari, aku tak tahu akan seperti apa jadinya bila kau benar-benar pergi meninggalkanku untuk waktu yang lama.

            Sebenarnya aku sedikit malu untuk mengatakan ini semua,meski aku sudah tak merasa canggung denganmu tapi tetap saja masih ada sedikit rasa malu untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya hatiku rasakan, aku tak ingin kau menjaga jarak dariku, aku tak ingin kau mulai pergi menjauh, aku sungguh tlah merasa nyaman saat bersamamu. Tetaplah bersamaku, tetaplah seperti ini, bertahanlah bersamaku dalam keadaan yang seperti ini, bukan kah ku tlah berjanji padamu, ini semua takan lama, bahagia akan segera menyapa kita diujung semua dusta dan luka yang selama ini kita alami.

            Dan sejujurnya aku pun tahu tentang isi hatimu yang jelas sama denganku, ku tahu kau pun tak ingin pergi dariku, namun apa yang kita lakukan saat ini memanglah dosa besar, dan karena itu kau mulau meracau tak menentu, ku tahu persis seperti apa kau menghargai Nya, sekuat apa imanmu. Akupun tak bisa memaksakanmu untuk tetap bersamaku merangkai bahagia diatas dosa yang amat kau takuti, Tuhan maha mengerti, dia pasti mengerti apa yang hambanya rasakan, sungguh aku tak peduli dengan semua dosa itu, aku hanya inginkan kau ada untuk ku, ku ingin kau berikan waktumu untuk ku meski hanya untuk menyapaku di ujung telepon.

            Berhentilah memunafiki hati sendiri, kau dan aku kini tlah jauh lebih dekat, kau mengerti benar seperti apa diriku, dan aku pun mulai mengerti seperti apa dirimu. Sudahlah, ku tahu kita memiliki rasa yang sama, berhenti berniat untuk pergi, kita bisa bertahan disini, kan ku genggam tanganmu selama badai topan ini belum berakhir, ku hanya butuh satu hal darimu, Kesabaran.


            Cinta kita memang rumit, ditambah lagi situasi seperti ini lebih menyiksa kita, ku tahu emosianolmu takan mampu terus bertahan dengan keadaan seperti ini, namun ku tahu kau mampu tuk tetap tegar dan sabar, meski ku tak tahu sebesar apa cintamu padaku, namun selalu ku yakinkan hatiku sendiri bahwa kau takan pernah pergi jauh dariku, karna sesungguhnya kaulah takdirku.
Kamis, 10 September 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Rembulan yang nampak terang kembali meredup sembunyikan sinarnya, awan hitam perlahan hapus kerlip titik bintang diatas sana, suka yang kurasa ternyata tak bertahan lama, bahagia yang baru saja tiba tlah dijemput paksa oleh sang penguasa, aku terdiam terpaku tanpa daya menatap kebahagiaanku yang perlahan pergi bersama pekatnya malam yang sunyi. Pujaan hati yang kemarin membuatku berseri kini akan kembali pergi, tinggalkanku dengan segenap mimpi dan ambisi tak bertepi.

            Sejujurnya ku ingin memegang erat tanganmu dan berkata, tanpamu aku takan sanggup berdiri diatas bumi, tetaplah bersamaku agar aku bisa lanjutkan hidupku dengan sedikit semangat dan cinta. Apa yang kau utarakan memanglah benar, semua yang kita lakukan kemarin memang kesalahan yang teramat fatal, bahkan aku yang dengan arogannya menyeretmu turut masuk kedalam goa gelap yang dipenuhi dosa. Memang tak seperti itu seharusnya cinta, tapi kuharap kau pun mengerti bukan keadaan seperti ini yang seharusnya aku jalani pula, aku memiliki sebuah cinta terhadapmu namun keaadaan tetap tak memberikan dirimu padaku, maka manusiawi menurut hati ini bila ku abaikan semua aturan dan tata cara mengimplementasikan cinta, karna cinta yang ku punya, cinta yang kujalani tak seperti cinta pada umumnya.

            Aku takan memaksamu tuk tetap disini, pergilah kemana hatimu berkehendak, karna sesuatu yang dipaksa kelak akan pergi secara tergesa-gesa. Hiduplah bersamanya, mungkin kau pun akan lebih bahagia bila setia padanya, jangan terus kau paksakan hatimu untuk dapat kau berikan padaku, karna sesungguhnya yang aku mau bukanlah hatimu, tapi kebagagiaanmu, meski memang sedikit terselip hasrat untuk kebahagiaanku pula. Ucapmu tadi pagi cukup menjadi sarapan yang pedas bagiku, keputusanmu bak air pegunungan dingin yang kau siramkan dengan kasar tepat ke mukaku yang tengah berseri tertawa terbahak bahagia, kau ingin menjauh dariku, mungkin karna kini kau tlah sadar bahwa aku hanyalah seseorang yang mendekatkanmu pada dosa dan neraka, mencintaiku akan menjadikanmu durhaka, lupa akan semua hakekat yang seharusnya kau pegang erat.

            Jujur saja aku terluka, karna sesungguhnya semua ini kulakukan hanya untukmu dan hanya padamu, aku rela menjadi seorang pendosa demi cinta yang mungkin kini kau sebut kadaluarsa. Tapi seharusnya kau bangga pernah mengenalku bahkan menjadi seseorang yang amat aku cintai, karna aku adalah seseorang yang masih bisa menjalankan cinta tanpa rekayasa, semua orang pernah rasakan cinta, tapi mungkin hanya aku yang menjalaninya tanpa rekayasa dan manipulasi kata. Aku mencintaimu dan tetap bersikap mencintaimu meski keadaan nya tak memungkinkan untuk lakukan itu semua, aku tetap mencintaimu meski kau tlah bersamanya, meski harus berlumur dosa yang begitu hina dimata dunia

            Entah akan seperti apa kisah ini kedepannya, namun aku rasa aku benar-benar takan sanggup bila harus terus jauh darimu, mungkin akan terasa nyeri cerita ini, namun apa yang kau mau adalah keharusan bagi diriku, selama itu membuatmu nyaman, aman dan bahagia aku pasti akan menerimanya, tak peduli apa yang kelak akan kurasa, tapi yang pasti aku hanya ingin membuatmu bahagia dan tak ingin kau turut menjadi seorang pendosa bertopeng cinta.

            Hanya beberapa hal kutitipkan pada dirimu, jadilah engkau seseorang yang bahagia, lupakanlah segala tentangku yang membuatmu sendu, buang jauh-jauh kebiasaan burukmu, kau telah dewasa, memahami betul makna dari hidup yang lebih berharga ketimbang cinta, jangan pernah lukai ragamu hanya karena rintihan jiwamu yang tengah gundah, karna bila terjadi sesuatu padamu, itu hanya akan membuat kita lebih jauh, sementara aku tetap takan bisa berbuat apa-apa.


            Selamat jalan kasih, kukira dulu aku akan kehilanganmu, namun hari ini lah aku baru akan benar-benar kehilanganmu, kukira dulu aku akan memulai sebuah penantian, nyatanya hari inilah penantian yang sesungguhnya baru akan dimulai. Ketahuilah bahwa tak ada cinta yang sia-sia, dan semua yang pernah tercipta diantara kita itu adalah nyata adanya, tak pernah ada dusta dari cinta yang tercipta, aku sungguh mencintaimu, amat sangat mencintaimu, hingga karna cintaku yang terlalu besar untukmu, aku menjadi buta ingin memilikimu seutuhnya, tanpa pedulikan kenyataan bahkan Tuhan. Maaf atas semua yang telah terjadi, ku kan rela kau pergi, namun ketahuilah cintaku takan pernah berkurang hingga ku mati.
1 komentar

DEAR KAMU...,



DEAR KAMU…

            Terkadang ingin ku mencari arti yang sesungguhnya dari angkara dan cinta, tapi tak ada seorangpun yang memberikan jawaban memuaskan, mereka hanya menjawab dengan mulutnya, bukan berdasarkan hati, karna ku yakin hati mereka sendiri pun tak mengerti benar tentang makna angkara dan cinta. Angkara dan cinta adalah hal yang amat berbeda, tapi seringkali mereka berjalan berdampingan, seharusnya kau tak mendeskriminasi sang angkara, karna tanpa kau sadari angkara itu selalu ada disamping cinta yang selama ini kau bina.

            Kisah ini seperti dua pejantan yang merebutkan cinta seorang betina, namun ada perbedaan kasta diantaranya, pejantan pertama yang hidupnya teramat dekat dengan si betina begitu bergelimang cinta, ia kaya akan masa bersama sang betina, ia sanggup luluhkan hati sang betina dengan mudahnya. Sementara aku adalah si miskin yang tak pernah bisa sedetikpun berada dihadapannya dan menyita perhatian hatinya.

Daun yang tlah menguning kan segera gugur
Perlahan-lahan melepaskan diri dari ranting yang selama ini menjadi tumpuannya
Jatuh, melayang, dan kering

Bagai cinta suci sudah tiada arti
Cinta yang suci tak lagi didamba dan dihargai
Penantian dan kesetian bukan lagi hal yang menawan
Semua hanya dipandang biasa, dan bukan apa-apa

Buka matamu.!
Rasakan dengan hatimu
Tak pernah kah kau rasakan besarnya cinta yang ku rasa
Ku mengingatmu disetiap angin yang berhembus
Ku merindumu disetiap tapak dari langkah kedua kakiku

Terlalu lama ku memendam
Terlalu lama ku bersandiwara
Kini ku ingin kau tahu tentang cinta gila yang hidup didalam jiwa
Aku mencintaimu, menyayangimu sejak dulu
Segenap jiwa raga selalu untukmu
Hati kecilku tak pernah terbuka
Tlah terkunci oleh namamu
Dan kubuang kuncinya entah dimana

Tlah kucoba bongkar paksa dan simpan nama lain didalamnya
Namun semua percuma dan tak merubah apa-apa
Siapa aku dimatamu, tak pernah aku tahu
Selalu ada dia dihatimu, hanya itu yang aku tahu
Si miskin dan si kaya berebut cinta
Miskin terinjak, sekarat terhimpit pilu oleh waktu.
Rabu, 09 September 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,

DEAR KAMU…

            Ditengah aktivitasku hari ini, terbersit anganku tentangmu, entah ada apa denganmu, namun sedari pagi pikirku selalu tentangmu, semua aktivitasku menjadi tak menentu, dan kadang aku merasa ingin berlari dari segala kesibukanku lalu menjemputmu untuk pergi ke sebuah tempat yang penuh dengan kedamaian dan cinta. Lega rasanya hatiku ketika mendengar kau baik-baik saja, terlebih ini adalah jam makan siang, mungkin kau tengah bersamanya menikmati hidangan santap siang yang seperti biasa kau lah yang menyiapkan segalanya, hal itu kadang membuatku iri, aku yang setiap kali makan siang di luar rumah dan tentunya tak ada yang menemani sering bermimpi kau hadir membawa sebuah bingkisan berisikan masakanmu, tak jarang pula ku berkhayal mendapatkan suapan mesra yang ditambah senyum manis dari bibirmu.

            Tapi ya sudahlah, itu hanya anganku saja, memilikimu secara utuh mungkin memang akan terjadi, namun aku sungguh belum tau pasti kapan semua itu akan benar-benar terjadi. Disisi lain aku mulai mengerti tentangmu yang telah terlanjur menyayanginya, dia yang begitu amat sabar, amat menyayangimu tanpa kau sadari telah mengambil sebahagian hatimu, ya, memang ku tahu dia seorang yang amat penyayang, dia juga begitu sabar menghadapi sifat dan sikafmu yang terkadang aku pun tak mampu memahaminya, entah apa yang kini ada dalam benakmu, apa kelak kau sanggup meninggalkannya untuk bersamaku?

            Kau mengerti dengan pasti apa yang aku ingini, namun sejujurnya aku tak begitu banyak tahu tentang hasrat dalam hatimu, meski aku bersungguh dengan semua ucapku, namun ku tahu kau tak mempercayainya sepenuh hatimu, mungkin karna status kita yang kini memang teramat rumit. Kau seorang yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan yang orang tua mu ajarkan selalu berusaha menunaikan semua kewajibanmu padanya, hingga rasanya takan mungkin dia mau melepaskanmu dari sampingnya, karna bagiku, pasangan sepertimu lah yang orang bilang pasangan sempurna, kau berpekerti dan amat menjaga perasaan hati, kau berbudi dan tak pernah tinggalkan tanggung jawabmu sebagai seseorang yang harus selalu berbakti. Dari situ ku mulai mengerti, bahwa jalan yang telah ku pilih bukanlah jalan yang landai, tapi curam dan penuh kerikil panas yang dibakar matahari ber api.

            Hatiku bertambah gundah ketika kumengingat kata-katamu semalam, kau tak sanggup dengan apa yang tengah kita jalani, kau akan segera pergi tinggalkan ku kembali, tak bisa kau mengkhianatinya yang selalu ada saat kau terluka, bahkan kau memintaku untuk pergi melupakanmu, oh Tuhan apa memang kisah ini akan kembali berakhir seperti dulu? Ku tahu kau ingin menemaniku, mengobati semua luka hatiku, tapi kau pun tak ingin kembali membuat luka pada orang lain, aku mengerti itu semua, tapi aku tak bisa untuk memunafiki hatiku kembali, aku menginginkan engkau selalu ada untuk ku, tak peduli siapa yang akan tersakiti oleh karena itu.

            Kegundahan hatimu itu amatlah manusiawi, tapi cintaku terlanjur buta, tak peduli apa yang kau rasa, tulus mencinta atau bahkan mungkin kau hanya sekedar mengiba, tapi kehadiranmu dalam hidupku adalah pelengkap sekaligus menjadi benih-benih semangat yang amat kuharap. Ku inginkan kau mulai mengerti tentang semua ini, ku hanya meminta kau bersabar menanti hingga suatu hari aku mampu buktikan semua omong kosong ini, memang tak mudah menanti dalam kondisi yang seperti ini, dan ku tahu kau bukanlah orang yang sabar menahan emosi dan iri hati, namun demi cinta dan cerita kita, kuharap kau mulai bisa terima semua ini dengan keteguhan hati.


            Bersabarlah bersamanya, jadilah seperti apa yang ia minta, dan mengertilah bahwa ia akan melakukan segalanya saat kau berubah tak seperti apa yang ia minta, kau pintar menghangatkan suasana dan ku yakin takan terjadi apa-apa padamu meski kau tetap bersamanya, jangan pernah membuatnya marah, karna itu hanya akan melukai ragamu sendiri, dan aku tak inginkan itu semua terjadi, meski besar anganku untuk selalu melindungimu, namun posisiku saat ini tak pernah mengijinkanku untuk ada disampingmu. Biarkan aku yang menahan rasa perih dari sayatan kisah mu dengannya, kurasa aku cukup kuat menahan semuanya, lagipula aku bersumpah, ini takan lama lagi, semua akan segera berakhir, dan kehidupan baru kita akan segera dimulai.
Selasa, 08 September 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,



DEAR KAMU…

            Bagaikan semilir angin yang sejukan jiwa, kehadiranmu kini kurasa, namun tetap saja ragaku tak dapat menyetuhmu. Bahagia memang kurasa, bahkan tak terkira besarnya, setelah kau kembali hadir sembuhkan luka yang dibuat rindu durjana. Suaramu yang dulu amat kurindu kini sering menyapaku kala mentari mulai hangatkan bumi. Karunia Tuhan yang maha Esa, membuatmu dapat menerimaku kembali dengan penuh kehangatan, bahkan tergambar jelas dari suaramu tentang kebahagiaan yang kau rasakan saat kita saling bertegur sapa, ku berharap itu semua adalah cerminan dari perasaanmu padaku, karna sejujurnya aku berharap kau merasakan apa yang selama ini aku rasakan.

            Hari-hari kini mulai berubah, pelangi pun mulai warnai setiap pagi, tak ada lagi kelabu dan haru biru, dunia berubah saat kau kembali hadir, meski ada sesuatu yang dapat membuatmu pergi dariku secara tiba-tiba, namun semua itu takan berarti apa-apa jika ku mampu terus membuatmu nyaman disampingku. Kurasa dia pendampingmu pun telah tahu tentang kita yang kini kembali dekat meski hanya lewat telfon atau pesan singkat, entah dia merasa cemburu atau tidak, namun kurasa dia memang sedikit terganggu dengan kehadiranku ditengah-tengah kalian, apalagi dia tahu bahwa aku menyukaimu sejak dulu.

            Tapi sepertinya kau malah memanfaatkan situasi rumit ini, kurasa kau memang senang membuatnya cemburu, entah kau memang memancing kemarahannya atau hanya mengetes kesabarannya. Kita semakin dekat, tiada hari tanpa kudengar suaramu, ketika sepi menyapa, suaramu akan segera terdengar ditelingaku dan kembali menghangatkan suasana, bahkan tak peduli meski ada dia disampingmu, kau sama sekali tak canggung menemaniku tertawa bersama meski ku tahu apa yang dirasakan pasanganmu.

            Satu ketika kau menanyakan alasanku kembali menghubungimu, sungguh aku tak pernah berpikir kau akan menanyakan hal itu, dengan jujur kumenjawab bahwa yang memaksaku kembali menghubungimu adalah rindu, dan meski sejujurnya aku malu untuk mengungkapkannya, namun entah mengapa mulutku teramat lancang mengakui semua rasaku padamu, ya, aku mengungkapkan semua perasaanku yang terpendam sekian lama, aku tak bermaksud menyakitimu, menakutimu, atau bahkan merebutmu darinya, hanya saja aku tlah tak kuasa menahan semua ini, kau harus tahu agar aku pun mengerti apa yang sebenarnya kau rasakan terhadapku.

            Suara lembutmu mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padamu, kau ceritakan apa yang aku tak tahu, kau buatku mengerti akan posisimu saat ini, dan kau membuatku tahu ada segenggam cintamu untuk ku. Terlambat memang, aku yang bersalah tak ungkapkan semua rasaku lebih dulu, andai ku tahu kau pun miliki rasa yang sama denganku, mungkin pernikahan kau dengannya serta aku dan dia takan terjadi, mungkin jalan cerita cintanya takan seperti ini, dan yang pasti akan lebih banyak bahagia yang tercipta. Namun apa daya semua tlah terjadi, kini hanya tangis yang balut semua penyesalan yang ada, hatiku pesimis pada semua mimpi yang teramat manis, sepertinya apa yang ku mau memang benar-benar takan pernah terjadi, aku takan pernah bisa memilikimu, karna kau takan bisa pergi dari dirinya, begitupun aku yang takan mampu pergi tinggalkan dia.

            Meski tanpa kepastian kini kita mulai menjalani sebuah kisah kecil yang tak pernah ku tahu akan tumbuh menjadi apa, namun kau yang selalu ada disaat ku membutuhkanmu cukup mengisi kekosongan di hati, itu teramat berarti untuk ku. Aku yang amat menyayangimu kini tahu bahwa kau pun menyayangiku, meski belum ku tahu sebesar apa sayang mu padaku. Ini bukan jalinan cinta sepasang kekasih, namun memang seperti itulah apa yang kita lakukan, sepenuhnya aku menyadari bahwa semua ini adalah benar-benar dosa dan kurasa kau pun menyadarinya, namun kita telah sama-sama hanyut terbawa arus cinta yang begitu deras, hingga kita lupa pada pasangan kita masing-masing. Terkadang aku masih bertanya “Apakah ini nyata, atau hanya sebatas mimpi yang berlarut?”
Jika ini mimpi aku takan rela terbangun dari tidurku, karna asal bersamamu, seperti apapun kehidupannya semua akan terasa indah, bahkan meski harus penuh dengan dosa sekalipun.
Sabtu, 05 September 2015 0 komentar

DEAR KAMU...,



DEAR KAMU…

            Kudengar hari ini adalah hari spesial untukmu, rasanya ingin sekali aku ada disampingmu tuk sekedar memberi ucapan selamat, maaf bila sebelumnya aku tak pernah tahu kapan hari ulang tahunmu, karna memang belum sempat aku menanyakan hal itu kepadamu dulu. Sejujurnya aku ingin mengetahui semua tentangmu itu langsung dari mulutmu, bukan dari media sosial atau orang lain, tapi ya sudahlah ku disini hanya mampu memberi doa yang terbaik untukmu.

            Tapi hatiku berkata, mungkin ini saat yang tepat bagiku untuk mulai kembali menyapamu, toh sebenarnya nomor ponselmu masih ku simpan di phone book. Namun ada sedikit ragu dalam benak ku, masih mau kah kau membalas pesan singkatku, rasanya tak mungkin lagi kau mau menanggapiku, kau sudah jelas-jelas hidup bahagia dengan nya, takan berarti lagi aku disisimu. Tapi rindu tak mau peduli akan semua itu, ia tetap memaksa aku untuk mencoba menghubungi kamu lagi.

            Meski tetap dengan keraguan dalam hati, kucoba beranikan diri untuk kembali menyapamu meski hanya lewat pesan singkat. Sekedar basa-basi ku kirimkan kau ucapan selamat ulang tahun yang sebenanya aku sendiri tak tahu sudah terlambat ataukah belum, namun tak kusangka, sapaan sederhanaku ternyata begitu cepat kau tanggapi, bahkan tanpa harus ku memberi tahumu, kau lebih dulu tahu bahwa yang mengirim pesan itu adalah diriku, hatiku tertawa amat lepas saat itu, seakan mengejek realita dan menepis dengan kasar semua rasa yang menganggap kau telah melupakanku. Aku kembali yakin bahwa harapan untuk ku masih lah ada, cinta ku akan terbalaskan pada masanya nanti.

            Sedikit canggung aku mengobrol denganmu, padahal itu hanya lewat pesan singkat, aku tak tahu akan seperti apa jadinya bila aku harus bicara secara langsung denganmu, mungkin lidahku akan kelu serta tubuhku menggigil tak menentu. Topik demi topik pembicaraan kita coba mulai garap, membuatku semakin nyaman mengobrol denganmu dan entah ini benar atau tidak, tapi aku merasa kau pun bahagia saat melakukan obrolan hangat itu denganku, bahkan kau mengabaikan pasanganmu yang jelas-jelas saat itu ada disampingmu, itu semua membuat hatiku bertanya-tanya, kenapa kau sampai seperti ini, apa kau tak bahagia dengannya?? Padahal sepertinya kau begitu bahagia hidup berdampingan dengannya, semua kebutuhanmu tercukupi olehnya.

            Namun untuk saat ini, jawaban dari pertanyaanku tadi itu sepertinya tidaklah penting, bahkan seharusnya aku merasa bahagia dengan sikapmu yang seperti itu, luka rindu sedikit demi sedikit mulai terobati, dan ku berharap ini akan menjadi awal yang baik untuk niatku mencari bahagianya cinta. Tak puas hatiku hanya berbalas pesan singkat, kucoba untuk menelfonmu, berharap kan ku dengar lagi suaramu yang dulu begitu lekat di dalam qalbu. Waktu terhenti sejenak saat kudengar suara merdumu memanggil namaku, bibirku kelu untuk menjawab sapamu, sungguh hari yang begitu indah untuk ku, rasanya doa ku selama delapan bulan ini terbayar sudah, ingin ku bersyujud syukur kepada Nya seraya berkata “ Tuhan terima kasih telah Kau kabulkan pintaku, dan aku berjanji pada Mu, aku akan kembali merebutnya serta membawanya ke lembah yang penuh bahagia, ku harap Kau kembali meridhoi”.

            Bagai bunga yang hampir mati kekeringan lalu mendapat guyuran air hujan yang begitu sejuk, seperti itulah kabar cintaku saat ini, penantianku selama ini, harapanku yang semakin hari semakin kecil itu kini hidup kembali dengan semangat yang baru lagi. Tak peduli kau merasakan hal yang sama atau tidak, namun yang pasti aku akan membuatmu mencintaiku dan pergi meninggalkannya untuk bersama denganku, memang terdengar begitu jahat dan kejam, bahkan bila ada yang mendengarnya mungkin akan menyebutku gila, tapi hatiku menegaskan bahwa itu semua nyata semangat mengejar bahagia dari cinta.

            Hatiku masih menikmati kebahagiaannya, merangkul erat kebersamaan yang selama ini ia rindukan, tak ingin kurusak semua suasana yang membuat bahagia ini, kuredam hasratku untuk mengaku, mengaku bahwa aku selalu merindukanmu, aku tak bisa bila jauh darimu, aku tak kuasa melupakanmu, aku juga tak mampu gantikan posisimu dengannya, dan untuk mengakui bahwa aku memang benar-benar tak lagi mencintai dirinya yang kini tengah terlelap disampingku.
 
;