DEAR
KAMU…
Ditengah aktivitasku hari ini,
terbersit anganku tentangmu, entah ada apa denganmu, namun sedari pagi pikirku
selalu tentangmu, semua aktivitasku menjadi tak menentu, dan kadang aku merasa
ingin berlari dari segala kesibukanku lalu menjemputmu untuk pergi ke sebuah
tempat yang penuh dengan kedamaian dan cinta. Lega rasanya hatiku ketika
mendengar kau baik-baik saja, terlebih ini adalah jam makan siang, mungkin kau
tengah bersamanya menikmati hidangan santap siang yang seperti biasa kau lah
yang menyiapkan segalanya, hal itu kadang membuatku iri, aku yang setiap kali
makan siang di luar rumah dan tentunya tak ada yang menemani sering bermimpi
kau hadir membawa sebuah bingkisan berisikan masakanmu, tak jarang pula ku
berkhayal mendapatkan suapan mesra yang ditambah senyum manis dari bibirmu.
Tapi ya sudahlah, itu hanya anganku
saja, memilikimu secara utuh mungkin memang akan terjadi, namun aku sungguh
belum tau pasti kapan semua itu akan benar-benar terjadi. Disisi lain aku mulai
mengerti tentangmu yang telah terlanjur menyayanginya, dia yang begitu amat
sabar, amat menyayangimu tanpa kau sadari telah mengambil sebahagian hatimu,
ya, memang ku tahu dia seorang yang amat penyayang, dia juga begitu sabar
menghadapi sifat dan sikafmu yang terkadang aku pun tak mampu memahaminya,
entah apa yang kini ada dalam benakmu, apa kelak kau sanggup meninggalkannya
untuk bersamaku?
Kau mengerti dengan pasti apa yang
aku ingini, namun sejujurnya aku tak begitu banyak tahu tentang hasrat dalam
hatimu, meski aku bersungguh dengan semua ucapku, namun ku tahu kau tak
mempercayainya sepenuh hatimu, mungkin karna status kita yang kini memang
teramat rumit. Kau seorang yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan yang orang
tua mu ajarkan selalu berusaha menunaikan semua kewajibanmu padanya, hingga
rasanya takan mungkin dia mau melepaskanmu dari sampingnya, karna bagiku,
pasangan sepertimu lah yang orang bilang pasangan sempurna, kau berpekerti dan
amat menjaga perasaan hati, kau berbudi dan tak pernah tinggalkan tanggung jawabmu
sebagai seseorang yang harus selalu berbakti. Dari situ ku mulai mengerti,
bahwa jalan yang telah ku pilih bukanlah jalan yang landai, tapi curam dan
penuh kerikil panas yang dibakar matahari ber api.
Hatiku bertambah gundah ketika
kumengingat kata-katamu semalam, kau tak sanggup dengan apa yang tengah kita
jalani, kau akan segera pergi tinggalkan ku kembali, tak bisa kau mengkhianatinya
yang selalu ada saat kau terluka, bahkan kau memintaku untuk pergi melupakanmu,
oh Tuhan apa memang kisah ini akan kembali berakhir seperti dulu? Ku tahu kau
ingin menemaniku, mengobati semua luka hatiku, tapi kau pun tak ingin kembali
membuat luka pada orang lain, aku mengerti itu semua, tapi aku tak bisa untuk
memunafiki hatiku kembali, aku menginginkan engkau selalu ada untuk ku, tak
peduli siapa yang akan tersakiti oleh karena itu.
Kegundahan hatimu itu amatlah
manusiawi, tapi cintaku terlanjur buta, tak peduli apa yang kau rasa, tulus
mencinta atau bahkan mungkin kau hanya sekedar mengiba, tapi kehadiranmu dalam
hidupku adalah pelengkap sekaligus menjadi benih-benih semangat yang amat
kuharap. Ku inginkan kau mulai mengerti tentang semua ini, ku hanya meminta kau
bersabar menanti hingga suatu hari aku mampu buktikan semua omong kosong ini,
memang tak mudah menanti dalam kondisi yang seperti ini, dan ku tahu kau
bukanlah orang yang sabar menahan emosi dan iri hati, namun demi cinta dan
cerita kita, kuharap kau mulai bisa terima semua ini dengan keteguhan hati.
Bersabarlah bersamanya, jadilah
seperti apa yang ia minta, dan mengertilah bahwa ia akan melakukan segalanya
saat kau berubah tak seperti apa yang ia minta, kau pintar menghangatkan
suasana dan ku yakin takan terjadi apa-apa padamu meski kau tetap bersamanya,
jangan pernah membuatnya marah, karna itu hanya akan melukai ragamu sendiri,
dan aku tak inginkan itu semua terjadi, meski besar anganku untuk selalu
melindungimu, namun posisiku saat ini tak pernah mengijinkanku untuk ada
disampingmu. Biarkan aku yang menahan rasa perih dari sayatan kisah mu
dengannya, kurasa aku cukup kuat menahan semuanya, lagipula aku bersumpah, ini
takan lama lagi, semua akan segera berakhir, dan kehidupan baru kita akan
segera dimulai.
0 komentar:
Posting Komentar